Rawan Stress, Sebagai Mahasiswa Tingkat Akhir Sebaiknya Kenali Gejala Stress pada Mahasiswa Ini!

Table of Contents

 Rawan Stress, Sebagai Mahasiswa Tingkat Akhir Sebaiknya Kenali Gejala Stress pada Mahasiswa Ini! - Kapan lulus? Demikianlah ungkapan yang kerap didengar pada mahasiswa semester akhir. Namun tahukah Anda? Pertanyaan sederhana seperti ini, sebenarnya bisa menjadi beban yang cukup berat untuk mereka. 

Tugas yang begitu banyak dan beruntun disertai tekanan di sana-sini, nyatanya bisa memberikan pengaruh yang cukup buruk, tidak saja pada fisik bahkan pada kondisi mentalnya. Sekilas mungkin Anda hanya mengenalinya seperti rasa lelah pada umumnya, padahal dibalik kelelahan yang dirasakan, mereka menyimpan beban yang cukup berat. 

Bahkan menurut sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2014 oleh National College Health Assessment. Gejala stress pada mahasiswa terus mengalami peningkatan terutama pada semester-semester akhir mereka belajar. Hingga akhirnya, mereka pun kesulitan untuk fokus pada pelajaran dan menyelesaikan tugasnya. 

Memang tugas tersebut merupakan sebuah tantangan besar, yang harus dilalui oleh para mahasiswa. Di mana mereka dituntut untuk menyelesainya pendidikan dengan mengakhirinya dengan pembuatan skripsi yang tepat waktu. Hingga terus dihantui beban dan perasaan bersalah, ketika memikirkan jumlah biaya yang dikeluarkan oleh orang tuanya. 

Tingkat stress pada mahasiswa juga dibuktikan dengan penelitian lainnya yang dilakukan setahun kemudian. Pada hasil surveynya menyatakan bahwa 9% dari mahasiswa tingkat akhir mengalami depresi, hingga keinginan besar untuk melakukan bunuh diri. 

Dan agar terhindar dari risiko akibat stress, maka ada baiknya Anda mengenali lebih baik gejala-gejala yang mungkin timbul. Dan berikut ini adalah beberapa contoh gejala stress pada mahasiswa yang sebaiknya segera diwaspadai.


Kekebalan Tubuh Menurun

Pada sisi fisik, maka gejala yang akan terlihat jelas adalah mata bengkak, badan pegal-pegal, mudah lelah dan kepala sering pusing. Ini terjadi karena biasanya kurangnya jam tidur hingga akhirnya kekebalan tubuhpu menurun dan penyakit bisa dengan mudah menyerang. 

Begitu juga dengan pola makan dan gaya hidup mahasiswa yang biasanya kurang sehat dan teratur. Ini juga bisa memicunya meningkatnya stress.


Perubahan Emosi

Gejala stress pada mahasiswa berikutnya adalah, terdapatnya perubahan emosi yang cukup kentara. Mulai dari mudah gelisah, ketakutan, tertekan hingga mudah marah hanya karena hal sepele. Bila gejala emosinal ini dibiarkan terus menerus, maka akan menimbulkan dampak buruk. 

Di mana energi negatif tersebut, bisa membuat kinerja otak juga melemah. Sehingga menjadi tidak bersemangat dalam menyelesaikan tugas-tugas hingga kesulitan menentukan keputusan untuk dirinya sendiri.


Gejala Kognitif

Kurang fokus, sering melamun, kehilangan rasa percaya diri juga merupakan salah satu gejala stress pada mahasiswa yang berada di tingkat akhir. Disertai dengan tekanan darah rendah, kadar gula yang juga rendah akan membuat Anda terlihat tidak bersemangat menjalani hidup. 

Selain itu, ciri lainnya mahasiswa mengalami stress adalah tingkat respon pada lingkungan sekitarnya yang sangat rendah. Kemudian terlalu sering mengeluh hingga memberikan dampak negatif pada orang lain. 

Menjadi seorang mahasiswa dengan gelar khusus memang akan memberikan kebanggaan tersendiri. Tidak saja bagi yang menjalaninya namun sudah pasti para orang tuanya. Namun, tidak mengabaikan kesehatan dan kebutuhan diri akan berekspresi rasanya jauh lebih penting. Karena apalah arti sebuah gelar bila Anda adalah orang yang tertekan dan mejadi pribadi yang tidak menyenangkan. 

Itulah beberapa gejala stress pada mahasiswa yang sebaiknya Anda kenali. Karena bagaiamanapun juga, mendeteksinya lebih dini akan jauh lebih baik, bila dibandingkan besarnya pengobatan atau proses penyembuhan yang harus dilalui bilsa stress telah menyerang.