Mengapa Hasil Regresi Tidak Sesuai Teori?
Dalam penelitian kuantitatif, sering kali kita mendapati hasil regresi yang tidak sesuai dengan teori. Misalnya, teori ekonomi menyatakan bahwa pendidikan seharusnya menurunkan tingkat kemiskinan, tetapi hasil regresi justru menunjukkan pengaruh positif — semakin tinggi pendidikan, semakin tinggi kemiskinan. Lantas, apakah hasil penelitian seperti ini dianggap salah? Belum tentu. Mari kita bahas secara mendalam.
1. Periksa Kemungkinan Kesalahan Teknis
Langkah pertama ketika hasil regresi tidak sesuai teori adalah memeriksa aspek teknis model dan data. Beberapa penyebab umum antara lain:
a. Kesalahan Pengkodean Variabel
Jika variabel “tingkat pendidikan” diberi kode terbalik (misalnya 1 = S1, 5 = SD), maka arah hubungan akan ikut terbalik. Pastikan coding data konsisten dengan konsep teoritis.
b. Multikolinearitas
Hubungan yang sangat kuat antar-variabel bebas (misalnya antara pendidikan dan pendapatan) dapat membalik arah koefisien regresi. Cek dengan uji VIF (Variance Inflation Factor)— nilai VIF di atas 10 menandakan adanya multikolinearitas.
c. Outlier atau Data Ekstrem
Beberapa data ekstrem bisa menarik garis regresi ke arah yang salah. Gunakan scatterplot atau uji outlier (misalnya Cook’s Distance) untuk memastikan data bersih dari pengaruh ekstrem.
d. Kesalahan Model
Pastikan model yang digunakan sesuai: apakah linear, logistik, atau model lain. Pemilihan model yang tidak tepat dapat menyebabkan hasil yang menyesatkan.
2. Temuan yang Berbeda Bisa Mengandung Makna Baru
Jika semua aspek teknis sudah benar, hasil yang berbeda dengan teori justru bisa menjadi temuan ilmiah yang menarik. Contohnya, ketika pendidikan berpengaruh positif terhadap kemiskinan, hal itu bisa menunjukkan fenomena sosial yang kompleks.
a. Overeducation dan Mismatch Pekerjaan
Di banyak daerah, lulusan berpendidikan tinggi tidak terserap dalam lapangan kerja yang sesuai, sehingga pengangguran terdidik meningkat. Akibatnya, pendidikan tinggi tidak otomatis menurunkan kemiskinan.
b. Biaya Pendidikan yang Tinggi
Pendidikan memerlukan investasi besar. Dalam jangka pendek, hal ini dapat menurunkan daya beli rumah tangga dan meningkatkan risiko kemiskinan.
c. Struktur Ekonomi Lokal
Beberapa wilayah masih mengandalkan sektor informal yang tidak membutuhkan pendidikan tinggi. Dengan demikian, semakin tinggi pendidikan tidak selalu berbanding lurus dengan peningkatan kesejahteraan.
d. Kualitas Pendidikan
Kuantitas pendidikan tidak sama dengan kualitas. Jika sistem pendidikan tidak menghasilkan keterampilan yang relevan dengan pasar kerja, maka efek ekonominya menjadi lemah.
3. Dukungan dari Studi Empiris Internasional
Temuan semacam ini juga terjadi di berbagai negara berkembang. Beberapa studi relevan antara lain:
Bentaouet Kattan & Burnett (2020) menemukan bahwa peningkatan pendidikan tidak selalu menurunkan kemiskinan jika kualitas dan relevansi pendidikan rendah.
Adu & Agyemang (2019) menunjukkan bahwa di Afrika Barat, mismatch antara pendidikan dan lapangan kerja membuat pendidikan tidak efektif sebagai alat pengentasan kemiskinan.
Majumder (2019) menambahkan bahwa efek pendidikan terhadap pendapatan sangat bergantung pada struktur ekonomi regional dan peluang kerja formal.
Temuan-temuan ini menunjukkan bahwa hasil regresi yang tidak sesuai teori bukan kesalahan, tetapi justru **refleksi realitas sosial yang kompleks.
4. Cara Menulis Interpretasi Akademik
Dalam laporan penelitian, hasil semacam ini sebaiknya dijelaskan secara ilmiah dan kontekstual. Misalnya:
Hasil regresi menunjukkan bahwa tingkat pendidikan berpengaruh positif terhadap tingkat kemiskinan, berbeda dari hipotesis awal. Temuan ini mengindikasikan bahwa peningkatan pendidikan belum sepenuhnya diikuti oleh peningkatan kesejahteraan ekonomi. Fenomena ini dapat disebabkan oleh mismatch antara kualifikasi pendidikan dan lapangan kerja, serta rendahnya kualitas pendidikan di tingkat lokal (Adu & Agyemang, 2019).
Penjelasan seperti ini akan menunjukkan bahwa peneliti kritis dan memahami konteks empiris di balik angka-angka statistik.
5. Kesimpulan
Hasil regresi yang tidak sesuai teori bukan berarti penelitian Anda gagal.
Sebaliknya, hal itu bisa menjadi pintu masuk untuk menemukan insight baru — bahwa realitas sosial dan ekonomi sering kali lebih kompleks dari apa yang diasumsikan teori klasik.
Selalu mulai dengan memeriksa aspek teknis, kemudian gali penjelasan teoritis dan kontekstual. Dengan begitu, penelitian Anda tidak hanya kuat secara statistik, tetapi juga kaya makna secara ilmiah.
