Cara Menentukan Jumlah Sample Untuk Populasi yang tidak Diketahui

Cara Menentukan Jumlah Sample Untuk Populasi yang tidak Diketahui: Suatu penelitian bertujuan untuk megeneralisir ciri – ciri ataupun karakter yang dimiliki dalam suatu populasi. Sedangkan yang digunakan untuk menduga ataupun memperkirakan karakter populasi tersebut adalah karakter – karakter dari sampel yang pada umumnya jumlah anggota / elemennya jauh lebih kecil dari jumlah anggota populasi yang akan diduga karakternya. Oleh karenanya ukuran dan kualitas sampel sangat menentukan kualitas hasil penelitian.

Kualitas sampel sangat ditentukan oleh kesesuaian metode dan teknik sampling yang digunakan, sedangkan untuk ukuran sampel yang tepat sangatlah sulit penentuan-nya. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya karena banyaknya jenis dan ukuran populasi, keterbatasan – keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti, dan juga karena banyaknya kaidah , rumus ataupun pedoman – pedoman dalam penentuan ukuran sampel.

VIDEO CARA PENENTUAN SAMPLE UNTUK POPULASI TIDAK DIKETAHUI

Dalam artikel ini akan diuraikan berbagai acuan dan pedoman dalam menentukan ukuran sampel yang sesuai, sehingga dalam kita melakukan penelitian tidak hanya terpaku oleh salah satu rumus saja yang hasilnya terkadang tidak realistis dan tidak sesuai dengan esensi sampel itu sendiri.

Dalam penelitian dengan populasi yang anggotanya sedikit / kecil maka penelitian dapat dilakukan pada seluruh anggota populasi, dan hasilnya merupakan kesimpulan yang menggambarkan karakter populasi bukan generalisasi dari hasil penelitian terhadap sampel lagi. Penelitian semacam ini jelas akan memberikan hasil yang relatif lebih baik karena seluruh anggota populasinya diteliti. Namun bila populasi yang diteliti adalah besar / sangat besar maka meneliti seluruh anggota populasi sangatlah tidak mungkin dilakukan, dan dalam kondisi seperti ini maka penelitian dilakukan dengan sampel yang anggotanya jauh lebih kecil dari populasi.

Generalisasi dari hasil penelitian terhadap sampel selanjutnya digunakan untuk menaksir, memperkirakan dan menggambarkan karakter – karakter dari suatu populasi, sehingga tepat dan tidaknya perkiraan terhadap karakter populasi tersebut sangatlah ditentukan oleh kualitas dan kuantitas / ukuran sampel. Inilah peran sampel dalam sautu penelitian sehingga agar sampel yang dipilih dapat mewakili populasi penarikan suatu sampel harus dilakukan dengan metode yang tepat dan sesuai dengan situasi yang dihadapi ( Budi Purwadi, 2000: 125 ). Sampel adalah sebuah himpunan bagian dari sebuah populasi, namun sebagian dari populasi yang diambil dengan cara – cara yang tidak sesuai dan benar tidaklah dapat disebut sebagai sampel ( Masri Singarimbun dkk, 1987: 149 ). Sampel yang baik pada dasarnya adalah sampel yang refresentatif, yang dapat memberikan gambaran yang dapat dipercaya dari seluruh populasi yang diteliti.

Dilihat dari esensi sample tersebut maka penentuan ukuran sample merupakan suatu tindakan yang dilematis. Sampel yang besar, apalagi yang besar sekali, sangat sulit dikendalikan, biaya lebih tinggi dan pengumpulan data serta pengolahannya memerlukan waktu yang panjang. Namun demikian, generalisasi yang diperoleh akan lebih tinggi kekuatannya. Sebaliknya sample yang kecil memiliki beberapa keuntungan dan juga kekurangan, biaya yang diperlukan relative lebih kecil dan lebih mudah pengumpulan serta pengolahan datanya. Namun demikian sample yang kecil memiliki kesalahan sampling ( sampling error ) yang lebih besar dan daya generalisasinya lebih kecil ( Lincolin Arsyad, 1995: 106 ). Pada dasarnya tidak ada satu rumuspun yang dapat menentukan ukuran sampel secara paling tepat dan tidak ada pula aturan yang dapat menjelaskan dengan tegas antara sampel besar dan sampel kecil ( Lincolin Arsyad, 1995: 106 )

Ada pendapat yang mengatakan bahwa ukuran sampel yang sesuai / ideal adalah 10 % dari populasi. Jika anggota populasi 1000 orang maka sampel yang terdiri 100 orang dianggap sudah cukup memadai. Namun demikian aturan ini pun rupanya tidak bisa dipegang dengan teguh. Untuk populasi yang terlampau besar, misalnya meliputi seluruh penduduk Indonesia ( 200 juta orang ) maka sampel harus berukuran 20 juta orang, suatu hal yang tidak mungkin dilakukan oleh seorang peneliti manapun, maka agar cukup realistis harus diambil sampel yang jauh lebih kecil lagi, misalkan 1 % dari populasi, yakni 2000 orang saja, ukuran sampel ini barang kali akan lebih realistis dan refresentatif hasilnya bila pengambilannya dilakukan dengan metode sampling yang tepat.

Sebaliknya, untuk populasi yang terlalu kecil, misalnya populasi guru besar di di suatu perguruan tinggi yang hanya terdiri dari 25 orang, maka sampel dengan ukuran 10 % hanya terdiri dari 2 sampai 3 orang saja, suatu sampel yang tidak layak dalam suatu penelitian. Menghadapi usuran populasi yang demikian maka seorang peneliti akan lebih baik bila seluruh anggota populasi dijadikan sampelnya, semua diteliti dan hasilnya pasti akan bisa menggambarkan karakter populasi secara persis.

Besar kecilnya n ditentukan oleh :

  • Derajat keseragaman populasi
  • Presisi taksiran yang dikehendaki peneliti
  • Rencana analisa dan
  • Biaya waktu dan tenaga yang tersedia

Untuk menentukan jumlan sample dengan populasi tidak diketahui bisa simak video berikut ini