Jenis Penelitian Kualitatif Dengan Pendekatan Grounded Theory

Pendekatan grounded theory adalah metode riset kualitatif yang menggunakan satu kumpulan prosedur sistematis untuk mengembangkan grounded theory induktif yang diturunkan tentang sebuah fenomena. Tujuan utama dari grounded theory adalah untuk memperluas penjelasan tentang fenomena dengan mengidentifikasi elemen kunci dari fenomena itu, dan kemudian mengkategorikan hubungan dari elemen-elemen dengan konteks dan proses percobaan


Biasanya dalam riset kualitatif, peneliti pemula sering tidak yakin tentang analisis data sehingga dipilihnya metode grounded theory. Hal ini bermula dari adanya ketidakpastian mengenai perbedaanperbedaan antara pendekatan Glaser dan Strauss yang secara bersama-sama menjelaskan pertama kali tentang metode tersebut. Metode grounded theory menurut Glaser menekankan induksi atau munculnya kreativitas individu si peneliti dalam tahapan kerangka yang jelas. Hal ini juga menjelaskan secara jelas bahwa grounded theory menurut Glaser adalah munculnya sebuah metodologi, dimana hal ini menyediakan beberapa argumen untuk mendukung pendekatan tersebut. Sedangkan Strauss lebih tertarik dalam kriteria validasi dan pendekatan sistematis. Pendekatan grounded theory, terutama cara Strauss dalam mengembangkannya, terdiri dari satu set langkah hati-hati yang diduga sebagai “jaminan” dari sebuah teori yang baik sebagai hasilnya. Strauss mengatakan bahwa kualitas suatu teori dapat dievaluasi dengan proses di mana teori tersebut dibangun. Kedua metode tersebut dibandingkan dalam kaitannya dengan akar dan divergensi, peran induksi, deduksi dan verifikasi, cara-cara dimana data yang dikodekan dan diformat menghasilkan suatu teori. Pengalaman pribadi berkembang sebagai teori dasar yang digunakan untuk menggambarkan beberapa kunci perbedaannya.

Berdasarkan perdebatan tersebut, dapat ditarik sebuah simpulan menurut Heath dan Cowley (2004), bahwa daripada memperdebatkannya lebih baik untuk melihat manfaat relatif dari kedua pendekatan tersebut, yang menunjukkan bahwa peneliti pemula perlu memilih metode yang paling sesuai dengan gaya kognitif mereka dan mengembangkan keterampilan analitik melalui penelitian yang dilakukan. Grounded theory paling akurat digambarkan sebagai suatu metode riset dimana teori dikembangkan dari data, bukan sebaliknya data dikembangkan dari teori yang ada. Hal ini sesuai dengan pendekatan induktif, yang berarti bahwa bergerak dari khusus ke lebih umum. Metode riset pada dasarnya berdasarkan tiga elemen yaitu konsep, kategori dan proposisi, atau apa yang awalnya disebut “hipotesis”. Namun demikian, konsep adalah elemen kunci dari analisis karena teori dikembangkan dari konseptualisasi data, bukan data sebenarnya.

Grounded theory merupakan suatu metode riset yang berupaya untuk mengembangkan teori tersembunyi di balik data dimana data ini dikumpulkan dan dianalisis secara sistematis (Martin dan Turner, 1986). Grounded theory menurut Martin dan Turner (1986) adalah “an inductive, theory discovery methodology that allows the researcher to develop a theoretical account of the general features of a topic while simultaneously grounding the account in empirical observations of data”, yang kira-kira artinya sebuah penemuan teori metodologi induktif yang memungkinkan peneliti untuk mengembangkan kajian teoritis yang umum dari suatu topik sekaligus sebagai landasan kajian pada pengamatan data empiris. Sedangkan Muhadjir (2002) mengatakannya dengan sebutan Teori Berdasarkan Data.

Sebagai sebuah metode, grounded theory menjelaskan hubungan ini yang dikembangkan dari studi kasus untuk menjelaskan perbedaan yang muncul dalam menghasilkan teori berdasarkan data yang ada. Konsep Bourdieu tentang habitus digunakan untuk mengembangkan lebih lanjut grounded theory ini dan untuk menyarankan suatu teori yang lebih formal (Goddard, 2004). Metode grounded theory menurut Martin dan Turner (1986) merupakan suatu pendekatan riset kualitatif (beberapa percaya sebagai metodologi) berdasarkan paradigma interpretif, yang sangat dipengaruhi oleh interaksionisme simbolik, etnometodologi dan sampai batas tertentu juga etnografi yang dirancang khusus dan berorientasi untuk menemukan (menghasilkan) suatu teori tentang fenomena sosial

Salah satu tujuan dari metode grounded theory adalah untuk merumuskan suatu teori yang didasarkan pada gagasan konseptual. Di samping itu mencoba untuk memverifikasi teori yang dihasilkan dengan membandingkan data yang dikonseptualisasikan pada tingkat yang berbeda abstraksi, dan perbandingan ini berisi langkah-langkah deduktif. Tujuan lain dari metode grounded theory adalah untuk menemukan perhatian utama para peneliti dan bagaimana mereka terus mencoba untuk menyelesaikan risetnya (Strauss dan Corbin, 1990)

Jadi dapat dikatakan bahwa tujuan dari metode grounded theory dalam riset kualitatif adalah teoritisasi data, yaitu sebagai suatu metode penyusunan teori yang berfokus pada tindakan atau interaksi sehingga sesuai digunakan dalam riset keperilakuan. Riset kualitatif dengan metode grounded theory dimulai dari data untuk mencapai suatu teori dan bukan dimulai dari teori atau untuk menguji suatu teori, sehingga dalam riset grounded theory ini diperlukan adanya berbagai prosedur atau langkah sistematis dan terencana dengan baik.