Cara Membuat Abstrak Penelitian (Skripsi, Thesis, Disertasi) yang Baik dan Benar

Cara Membuat Abstrak Penelitian (Skripsi, Thesis, Disertasi) yang Baik dan Benar: Meskipun terlihat sangat sederhana, ternyata penulisan abstrak tidak bisa sembarangan dan ada aturannya. Abstrak merupakan bagian terpenting dari suatu tugas karya ilmiah. Abstrak adalah suatu ringkasan atau intisari isi karya tulis ilmiah yang berfungsi sebagai alat bantu bagi pembaca agar bisa mengerti inti dari tujuan dan hasil suatu tulisan ilmiah. Cara membuat abstrak skripsi, tesis, disertasi, atau jurnal pun tidak bisa sembarangan. Ada kaidah dan aturan tertentu yang harus diikuti agar hasilnya kredibel dan sesuai dengan standar yang berlaku. Abstrak sering kali disamakan dengan kesimpulan, abstrak dan kesimpulan merupakan dua hal yang sangat berbeda. Pada kesimpulan akan berisi  jawaban atas pertanyaan penelitian di rumusan masalah pada bab pertama skripsi. Sementara abstrak berisi beberapa poin penting berikut ini:

  1. Tujuan menyeluruh dari penelitian yang dilakukan beserta pertanyaan penting yang diajukan
  2. Desain dasar dari penelitian yang dilakukan, seperti metode yang digunakan
  3. Temuan utama dari hasil analisa yang menjadi inti utama skripsi dan jurnal
  4. Rangkuman dari kesimpulan yang dijadikan jawaban dari pertanyaan penelitian 

Keempat poin tersebut harus ditulis dalam 250-300 kata saja. Abstrak tidak boleh ditulis terlalu singkat dan terlalu panjang. Abstrak hanya terdiri dari satu sampai dua paragraf. Lebih dari itu, abstrak sudah tak efektif untuk dibaca


Jenis dan Tipe Abstrak

1. Critical abstract

Jenis abstrak ini merupakan abstrak yang menambahkan opini, klaim, atau komentar mengenai hasil temuan yang dicantumkan. Penulis abstrak jenis  ini akan membandingkan hasil temuannya dengan tren yang berkembang saat ini hingga hasil temuan peneliti terdahulu lainnya. Adanya opiniatau klaim atas hasil Analisa pada bagian abstrak, membuat abstrak menjadi lebih lebih panjang, yaitu berkisar antara 400 - 500 kata. Critical abstract ini memang sangat jarang ditemui. Tetapi belakangan ini banyak pula peneliti yang menggunakan jenis abstrak ini.


2. Descriptive abstract

Tipe abstrak ini cukup umum dipakai peneliti atau mahasiswa pada tulisan ilmiah seperti skripsi atau artikel penelitian. Tidak ada komentar atau penilaian lainnya atas analisa atau temuan penelitian. Penulis akan cenderung lebih netral, Pada abstrak jenis ini penulis hanya menyampaikan intisari dari studinya sesuai dengan empat elemen penting yang sudah dibahas sebelumnya. Inti dari abstrak ini adalah deskripsi penelitian. Mulai dari tujuan, pertanyaan, metode, temuan, dan kesimpulan. Bahkan beberapa orang bisa membuat abstrak jurnal dan skripsi ini dalam 100 kata saja. Abstrak sependek ini biasanya akan sering ditemukan dalam karya ilmiah yang berformat jurnal.


3. Informative abstract

Mirip dengan abstrak deskriptif, informative abstract pun berisi tujuan, metode, dan lingkup penelitian. Bedanya adalah  pencantuman beberapa temuan dan simpulan penting yang kemudian ditambah dengan rekomendasi dari peneliti atau penulis skripsi. Panjang abstraknya sangat beragam tergantung pada bidang studinya. Tetapi biasanya tak lebih dari 300 kata.


4. Highlight abstract

Tipe abstrak ini dibuat dengan maksud menarik orang untuk membaca karyanya lebih lanjut. Sangat singkat dan penuh kata persuasif, abstrak jenis ini cukup tricky dan dihindari penggunaannya dalam karya ilmiah. Abstrak ini lebih sering dipakai untuk abstrak atau sinopsis buku baik non-fiksi maupun fiksi.


Dari keempat tipe abstrak di atas, disarankan menggunakan abstrak deskriptif dan abstrak informatif. Dua tipe tersebut yang paling lazim dipakai dan diterapkan dalam cara menulis abstrak skripsi. 


Hal-hal yang Tidak Boleh Ada Pada Abstrak Penelitian

Berikut ini merupakan hal yang tidak boleh dicantumkan pada abstrak penelitian kalian

  • Pendahuluan atau backstory yang terlalu panjang dan data kontekstualnya
  • Frasa tak penting, terlalu banyak kata sifat, serta info yang repetitif
  • Akronim atau singkatan
  • Referensi dari literatur yang biasanya dikemas dalam kalimat "Menurut penelitian X disebutkan bahwa…." disertai pencantuman sumber
  • Kata-kata panjang dan istilah khusus yang membingungkan
  • Kata yang harus diberi tanda kutip karena punya arti tertentu
  • Kalimat yang tidak selesai atau menggantung
  • Gambar, tabel, ilustrasi, elemen lain selain kata-kata
  • Informasi baru yang tidak ada sama sekali dalam skripsi atau jurnal
  • Penjelasan terlalu detial tentang metode penelitian

Cara membuat abstrak tugas akhir yang tepat bisa dimulai dengan merangkum poin penting dalam skripsi atau jurnal yang sudah dikerjakan. Mulailah dengan menilik pada bab dan sub-bab yang sudah dibuat. Kemudian pilah lebih lanjut berdasarkan empat poin penting abstrak yang sudah dibahas sebelumnya.

Setelah menemukan poin pentingnya, kamu tinggal merangkai mereka ke dalam kalimat yang saling bersambungan dan enak dibaca. Jadikan satu atau dua paragraf maksimal. Jangan terlalu panjang atau abstrak jurnal kamu pun akan semakin membosankan.

Terakhir, baca dan lakukan refleksi terhadap abstrak yang sudah ditulis. Tempatkan dirimu sebagai orang lain yang tidak terlibat sama sekali dalam riset skripsi atau jurnalmu. Tanyakan pertanyaan ini:

  • Apakah abstrak ini sudah sesuai dengan judul yang kamu buat?
  • Apakah abstrak sudah mewakili isi, utamanya hasil temuan dari skripsi atau jurnal ini?
  • Apakah abstrak ini nyaman dibaca?
  • Jika ada jawaban tidak, jangan ragu apalagi malas untuk merevisinya. Kamu bisa pula meminta bantuan teman sesama pejuang skripsi dan saling bertanya soal cara membuat abstrak dan contohnya.