Apakah Hasil Penelitian Harus Signifikan?

Sebagian besar mahasiswa merasa penelitian nya gagal apabila mendapatkan hasil yang tidak signifikan. Apakah benar demikian? Apakah Hasil Penelitian Harus Selalu Signifikan? Pada artikel kali ini saya akan membahas tuntas mengenai hasil penelitian yang tidak signifikan.



Pengertian Signifikan

Sebelum lebih lanjut membahas tentang Apakah Hasil Penelitian Harus Selalu Signifikan? Terlebih dahulu kita harus memahami apa itu signifikan? Menurut para ahli, Arti Signifikan adalah sesuatu/ seseorang yang dianggap penting atau berarti karena dapat memberikan pengaruh atau dampak, dan tidak bisa lepas dari suatu persoalan. Selain itu arti Signifikan  dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang benar-benar berbeda atau nyata. Secara etimologi, kata “Signifikan” berasal dari bahasa Inggris “Significant” yang artinya sesuatu yang penting (dalam suatu persoalan). Signifikan sering dikaitkan dengan hasil dari suatu penelitian / riset. Contohnya, Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa variabel X berpengaruh signifikan terhadap variabel Y.
 
Pengertian signifikan dalam suatu penelitian adalah tingkat kepercayaan terhadap sebuah hipotesis yang menentukan apakah hipotesis tersebut akan diterima atau tidak (ditolak). Kata signifikan sering dihubungkan dengan hasil suatu penelitian dan banyak digunakan pada hasil riset. Misalnya menggunakan kata signifikan dalam penelitian, “penelitian ini mengandung kebenaran yang cukup signifikan, yaitu hingga 98%”.

Pada kalimat tersebut, arti signifikan memiliki arti bahwa tingkat kebenaran tidak terlepas dari permasalahan tertentu. Dengan begitu, maka suatu hipotesis pada penelitian dapat diterima, berlaku dan digeneralisasikan pada populasi.

Dengan bahasa sendiri, signifikan dapat dikatakan sebagai
Contohnya

“Variabel Gaji (X) berpengaruh signifikan terhadap variabel Kepuasan Kerja (Y). Artinya:
  • Variabel X berpengaruh nyata terhadap variabel Y. atau,
  • Perubahan nilai pada variabel X dapat merubah nilai pada variabel Y. Atau,
  • Variabel X ini yang dapat merubah nilai pada variabel Y.

Apakah Hasil Penelitian Harus Selalu Signifikan?

Saya sangat sering diberikan pertanyaan apakah hasil penelitian harus signifikan? Bagaimana jika hasil penelitian kita tidak signifikan? Nah untuk pertanyaan-pertanyaan tersebut saya akan jawab tegas bahwa “Hasil penelitian tidak harus signifikan, hasil penelitian bisa signifikan atau tidak signifikan”. Mari kita bahas lebih detail

Penelitian, baik itu jurnal, skripsi, tesis, dsb pasti menggunakan metode ilmiah, oleh karena peneliti harus bersikap realistis, tidak boleh memihak, tidak boleh bertindak atas tujuan lain yang memberikan keuntungan kepada pihak lain. Intinya penelitian yang dilakukan haruslah bersifat objektif.

Salah satu tujuan meneliti adalah untuk menguji apakah teori yang telah ada dapat di aplikasikan pada objek penelitian dan pada periode penelitian yang telah tentukan. Peneliti pun sah-sah saja memiliki keraguan yang muncul atas sebuah pernyataan atau kesimpulan pada hasil penelitian lain. Dengan kata lain, peneliti bertujuan untuk menguji teori tersebut. Meskipun penelitian terdahulu menyatakan bahwa variabel X berpengaruh signifikan terhadap variabel Y, bukan berarti hasil penelitian yang kita lakukan juga harus signifikan. karena hasil penelitian yang dilakukan harus terbuka terhadap kritik meskipun hasil penelitian satu sama lain yang bertentangan. Itu lah tujuan meneliti, yaitu mencari tahu kebenaran.

Cara berfikir ilmiah seorang peneliti itu adalah ragu, kemudian membuktikan. Artinya, keraguan peneliti terhadap teori yang telah ada, lalu membuktikannya terhadap kondisi nyata saat ini. Lalu apabila kita masih mendengar pendapat bahwa “Penelitian harus signifikan!” Saran saya adalah “lebih baik tidak usah diteliti, karena udah yakin 100% signifikan“. Logika jika kita sudah yakin bahwa hubungan Variabel X dan variabel Y tersebut sudah pasti signifikan, lalu untuk apa diteliti lagi? Buat apa dilakukan pengujian hipotesis dan statistik lagi? Cukup yakin dan katakan saja bahwa variabel X dan Y itu udah pasti signifikan. jadi ga perlu di teliti lagi.

 

Bagaimana Solusinya Jika Hasil Penelitian Kita Tidak Signifikan?

Karena penelitian sifatnya adalah menguji, maka hasil penelitian tidak perlu harus sama. Namun, mengapa terkadang sebagian dosen pembimbing seolah-olah menginginkan hasil penelitian yang dilakukan itu harus signifikan? Dalam hal ini bukan berarti dosen pembimbing tidak tahu, namun jawabannya adalah “Dosen pembimbing belum yakin apakah penelitian yang dilakukan oleh kita itu dilakukan dengan prosesur penelitian yang baik dan benar”. Maka dari itu sebagian dosen pembimbing tidak akan terima jika hasil penelitian kita tidak signifikan. Apalagi jika kita tidak memiliki pengalaman meneliti secara ilmiah sebelumnya. atau bisa dikatakan, “Kita mahasiswa sebagai Pemula lebih cenderung melakukan kesalahan sebelum menjadi mahir“.

Apabila kita mengalami kasus seperti ini. Maka sebelum bimbingan penelitian lanjutan kepada pembimbing, ada baiknya cek kembali penelitian kamu. Mulai dari awal sampai akhir. Karena, Jika hasil penelitian kamu tidak signifikan, maka kamu harus bisa menjelaskan pertanyaan berikut ini: (Pertanyaan ini pasti akan ditanyakan oleh pembimbing) Jika kamu tidak bisa jawab ini, pasti hasil penelitian kamu tidak akan diterima oleh pembimbing.
  • Mengapa penelitian tersebut tidak signifikan?
  • Apakah kamu sudah melakukan prosedur penelitian dengan benar ?
Apabila kamu sudah tahu jawabannya, silahkan bimbingan kembali. Berikut ini merupakan beberapa hal yang harus kamu cek terlebih dahulu bimbingan lanjutan hasil penelitian kepada pembimbing:

A.    Hipotesis yang diajukan Tidak Mendukung Secara Statistik ?

Pada prinsipnya, Pengujian hipotesis adalah untuk menguji signifikansi variabel. Signifikansi dalam artian adalah taraf kesalahan yang mungkin terjadi ketika peneliti menganalisa objek yang dijadikan sampel pada penelitian. Dengan kata lain, kita harus melakukan penaksiran parameter populasi berdasarkan data yang telah dikumpulkan dari objek yang dijadikan sampel pada penelitian.

Jika sudah dilakukan, tetapi hasil penelitian tetap tidak signifikan, sedangkan teori menyebutkan ada keterkaitan yang signifikan. Maka artinya adalah Data objek yang dijadikan sampel pada penelitian tidak berhasil membuktikan hubungan antara variabel X dan variabel Y. Dengan kata lain, bukan berarti Variabel X tidak berpengaruh terhadap Variabel Y. Hanya saja sampel penelitian tidak berhasil membuktikan teori tersebut.

Hal ini disebabkan oleh
1) Data sampel penelitian memang tidak berhasil membuktikan hipotesis.
Jika hal ini terjadi, maka Sobat M harus melaporkan hasil penelitian yang sebenarnya. Atau bisa melakukan penambahan data (seperti menambah periode penelitian / objek (sample) penelitian / menambah varaibel penelitian yang termasuk dalam teori). Karena ada kalanya teori hanya dapat didukung dengan sample / periode yang lebih besar.

2) Kesalahan dari peneliti itu sendiri.
Kesalahan peneliti yang paling sering terjadi adalah kesalahan dalam pengambilan sample, kesalahan memilih teknik analisis, salah meng-input data, hingga salah dalam menginterpretasikan penolakan / penerimaan hipotesis (kesalahan tipe 1 dan 2). Maka dari itu ketelitian saat meneliti sangatlah diperlukan

B.    Kesalahan mengambil sample penelitian

Mengapa ada teori dalam pengambilan sampel (teknik sampling) ? Karena bertujuan untuk mengurangi kesalahan-kesalahan yang dilakukan dalam memilih sampel dari sejumlah populasi.
Contoh : Kita akan melakukan penelitian tentang Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT SKRIPSI BISA. Kesalahan yang sering terjadi dalam pengambilan sampel adalah ketika sampel yang kita gunakan tidak mempertimbangkan aspek-aspek utama seperti pengalaman kerja, jenis kelamin, pendidikan, dsb. 

Logikanya adalah, seorang karyawan dengan Pendidikan terakhir adalah Strata 2 (S2) tentu memiliki harapan yang tinggi terhadap promosi jabatan di bandingkan dengan karyawan dengan pendidikan terakhir SMA.
Berdasarkan hal tersebut Teknik sampling dan penentuan jumlah sampling menjadi sangat penting yang tidak boleh diabaikan

C.    Kesalahan Input Data Penelitian

Tidak ada toleransi saat kita ,elakukan kesalahan dalam memasukkan data penelitian . Jadi telitilah terlebih dahulu dalam memasukkan data penelitian seperti data yang memiliki nilai negatif, jangan sampai tertulis dengan nilai positif. Kalau perlu cek beberapa kali.

D.    Salah memilih Teknik analisis

Sebelum menentukan teknik analisis yang benar, perbanyaklah membaca buku terutama buku-buku mengenai Metodology Penelitian. Jangan sampai kita memaksakan data yang digunakan untuk di analisa menggunakan teknik tertentu. Karena dalam statistik, prinsip kesederhanaan (parsimony) sangat diutamakan. Semakin Sederhana suatu penelitian, maka akan semakin baik.
 

E.    Kesalahan Dalam Menerima atau Menolak Hipotesis Penelitian

Terdapat 2 tipe kesalahan dalam menerima / menolak hipotesis:
  1. Kesalahan Tipe I adalah kesalahan jika peneliti menolak hipotesis nol (Ho). Sedangkan sebenarnya Ho di terima.
  2. Kesalahan Tipe II adalah kesalahan jika peneliti menerima hipotesis nol (Ho). Sedangkan sebenarnya Ho di tolak.

Cara Menjelaskan Hasil Penelitian Yang Tidak Signifikan

Jika kita sudah melakukan pengecekan ulang dari proses analisis di atas, namun hasil penelitian tetap tidak signifikan, maka solusi terbaiknya adalah melaporkan hasil penelitian apa adanya. Laporkan lah penelitian tanpa mengubah apapun hasil dari penelitian dan berikan alasan yang tepat mengapa data yang digunakan tidak mendukung toeri/hipotesis (tidak signifikan).
Agar lebih mudah di terima oleh Pembimbing. Saya sarankan poin – point berikut:
  • Cari penelitian lain yang memiliki hasil sama dengan penelitian kamu (sama-sama tidak signifikan).
  • Cari penelitian lain yang memiliki hasil berbeda dengan penelitian kamu (hasil penelitian signifikan).
Contohnya,
Hasil Penelitian dari peneliti A menunjukkan bahwa X berpengaruh dan signifikan terhadap Y. Namun, hasil penelitian dari peneliti B menunjukkan bahwa X tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap Y.

Dengan adanya tinjauan dari penelitian terdahulu seperti yang disebutkan diatas, Kita bisa menjelaskan bahwa paling tidak hasil penelitian ini relevan dengan penelitian B dan berbeda dengan hasil penelitian dari A.