Tips Menghindari Plagiarisme Pada Tulisan

Seperti pada tulisan sebelumnya terdapa beberapa jenis plagiarisme yang perlu diketahui terlebih dahulu. Pertama adalah plagiarisme atau melakukan plagiat secara langsunng, jenis plagiat ini sangat mungkin ditemukan apabila seseorang melakukan copy-paste dari tulisan atau pekerjaan orang yang sudah ada sebelumnya tanpa mencantumkan sumber tulisan itu sendiri. Kemudian yang kedua adalah, plagiarisme sebagian, ini merupakan plagiat dengan melakukan paraphrase, artinya meskipun sudah melakukan parafrase namun masih terdapat beberapa kalimat yang identik dengan sumber aslinya dan tidak mencantumkan sitasi atau tidak mencantumkan sumber. Ketiga, plagiarisme ringan, jenis plagiat ini dilakukan karena parafrase yang telah dilakukan belum mencantumkan sumber asli. Keempat, plagiarisme yang terjadi adalah karena sumber yang digunakan tidak mencukupi atau sangat minim sumber. Lebih jelasnya lagi kategori-kategori plagiat ini sudah saya tulis di artikel dengan judul “Kategori-kategori Plagiat dalam Penulisan Karya Ilmiah Berupa Skripsi”



Berikut ini merupakan tips bagaimana menghindari plagiarisme sehingga tulisan akan sesuai dengan kaidah-kaidah akademis yang berlaku

1. Sertakan sitasi pada setiap kutipan
Apabila kita menggunakan gagasan, informasi, atau opini yang bukan dari buah pikir kita sendiri, sitasi menjadi sebuah keharusan dalam penulisan. Hal ini juga berlaku meskipun penulis tidak menggunakan kata-kata yang sama persis dengan yang aslinya. Maksud dari penyertaan sitasi di sini adalah penulis harus memberikan keterangan dari mana informasi yang dituliskan didapat, biasanya dituliskan cara pengutipan dan dicantunkan di daftar pustaka.

Sumber kutipan tersebut tidak hanya untuk buku, jurnal, skripsi, atau rekaman audio/visual, namun juga sitasi atau kutipan untuk gagasan dari sumber lain seperti internet harus dicantumkan. Penulisan sitasi sangat penting untuk dilakukan ketika penulis merasa ragu dengan keakuratan informasi yang disajikan. Sitasi dapat berupa body note maupun foot note.

2. Catat semua sumber daftar pustaka dari awal
Daftar pustaka adalah salah satu kewajiban yang tidak boleh dilewatkan oleh para penulis ketika menulis karya tulis. Kebiasaan tidak baik yang terjadi adalah mendata ulang daftar pustaka setelah tulisan selesai. Hal tersebut tidak salah, namun sangat berpotensi untuk melewatkan dan melupakan satu, dua, atau beberapa sumber kutipan sekaligus. Sitasinya telah tercantumkan di body note atau foot note namun luput atau tidak tercatat di dalam daftar pustaka. Dengan melakukan pendataan sumber yang dipakai sejak awal, kesalahan bisa diminimalisir, sehingga hal ini akan sangat membantu dalam penyusunan daftar pustaka.

3. Lakukan paraphrase dalam tulisan
Tulisan yang menggunakan kutipan langsung akan lebih berpotensi dianggap melakukan plagiarisme apalagi tidak disertai sitasi. Cara untuk menyikapi hal ini adalah dengan melakukan paraphrase atau menggunakan susunan kalimat sendiri dari sumber asli dengan tetap mencantumkan sitasi tulisan tersebut. Parafrase ini lebih mudah untuk dilakukan sebab formatnya tidak serumit jika menggunakan cara pengutipan langsung.

4. Lakukan interpretasi
Untuk memperkuat gagasan yang disampaikan pada tulisan, terkadang terdapat pendapat yang harus dijadikan bahan pembanding dengan pendapat penulis. Dalam hal ini, bisa jadi analisisnya terlalu rumit maupun butuh interpretasi tambahan. Interpretasi ini dilakukan seperlunya pada tulisan.

5. Gunakan aplikasi antiplagiarisme
Setelah semua ketentuan di atas dilakukan, apabila penulis masih merasa khawatir dan ragu dengan hasil akhir karya tulisnya, aplikasi antiplagiarisme dapat dicoba untuk mengecek tingkat plagiat pada tulisan kita. Dengan aplikasi antiplagiarisme, tulisan yang dihasilkan bisa dibandingkan dengan tulisan-tulisan yang sudah terbit sebelumnya. Aplikasi akan menunjukkan berapa persen tingkat kemiripan yang ditemukan.

Itulah lima tips menghindari plagiarisme