Merumuskan Masalah dalam Penelitian

Rumusan maslah merupakan pernyataan singkat suatu maslah yang akan diteliti. Agar memudahkan peneliti, masalah penelitian sebaiknya dinyatakan dalam bentuk pertanyaan yang mengekspresikan secar jelas hubungan antar variabel. Peneliti harus dapat memilih suatu masalah bagi penelitian dan merumuskannya untuk memperoleh jawaban terhadap masalah yang dipilih. Rumusan masalah merupakan hulu penelitian serta merupakan langkah penting dan pekerjaan sulit dalam penelitian ilmiah.




Tujuan Perumusan Masalah Penelitian

  1. Mencari sesuatu dalam rangka pemuasan akademis seseorang.
  2. Memuaskan perhatian serta keingintahuan seseorang akan hal-hal baru.
  3. Meletakkan dasar untuk memecahkan beberapa penemuan penelitian sebelumnya atau dasar penelitian selanjutnya.
  4. Memenuhi keinginan sosial.
  5. Menyediakan sesuatu yang bermanfaat.

Sumber-sumber Penemuan Masalah

Sumber utama masalah pengalaman dan teori. Teori terdiri prinsip-prinsip umum yang diaplikasikan pada situasi tertentu atau diuji dalam rangka verifikasi. Sumber-sumber penemuan masalah dikemukakan:
  1. Pengamatan terhadap kegiatan manusia.
  2. Bacaan.
  3. Analisis bidang pengetahuan.
  4. Ulangan serta perluasan penelitian.
  5. Cabang study yang sedang dikerjakan.
  6. Pengalaman dan catatan pribadi.
  7. Praktik serta keinginan masyarakat.
  8. Bidang spesialisasi.
  9. Pelajaran serta mata pelajaran yang sedang diikuti.
  10. Pengamatan terhadap alam sekeliling.
  11. Diskusi-diskusi ilmiah.

Metode Penemuan Masalah

Untuk menemukan masalah penelitian dapat diperoleh dengan 2 pendekatan. Yaitu:

1. Pendekatan Formal.
  • Metode Analog.
  • Metode Renovasi, metode penelitian dengan mengganti komponen dari yang kurang relevan dengan metode yang lebih efektif.
  • Metode Dialektis, focus maslah yang diteliti adalah penerapan teori atau metode alternative.
  • Metode Morfologi, menemukan masalah penelitian dengan mengaalisis berbagia kemungkinan kombinasi bidang penelitian yang saling berhubungan dalam bentuk matriks.
  • Metode Dekomposisi, penelitian ditemukan dengan berbagai masalah ke dalam elemen-elemen yang lebih spesifik.
  • Metode Agregasi, kebalikan dari dekomposisi yaitu menggunakan hasil penelitian berbeda untuk menemukan maslah yang lebih kompleks.
2. Pendekatan Informal
  • Metode Perkiraan (Conjecture Methode). Menemukan masalah penelitian bisnis berdasarkan intuisi pembuat keputusan mengenai situasi tertentu yang diperkirakan mempunyai potensi masalah.
  • Metode Fenomologi (Phenomology Methode). Menemukan masalah penelitian berdasarkan hasil observasi terhadap fakata atau kejadian.
  • Metode Konsesus (Consensus Methode). Menemukan masalah penelitian berdasarkan adanya consensus atau konvensi dalam praktik bisnis.
  • Metode Pengalaman (Eksperience Methode). Menemukan masalah penelitian berdasarkan pengalaman si peneliti.

Kesalahan Umum dalam Penemuan Masalah Penelitian

Beberapa kesalah umum dalam penemuan masalah yang dilakukan peneliti, yaitu:
  1. Peneliti mengumpulkan data tanpa rencana atau tujuan penelitian yang jelas.
  2. Peneliti memperoleh sejumlah data dan berusaha untuk merumuskan maslah penelitian sesuai dengan data yang tersedia.
  3. Peneliti merumuskan maslah penelitian dalam bentuk umum dan ambigu.
  4. Peneliti menemukan masalah tanpa terlebih dahulu menelaah hasil-hasil penelitian sebelumnya.
  5. Peneliti memilih masalah penelitian yang hasilnya kurang memberikan kontribusi terhadap pengembangan teori atau pemecahan maslah praktis.
Selain yang disebutkan diatas, K. Krippendortft, (2000) menambahkan:
  1. Melakukan penelitian tanpa landasan teori yang mapan untuk memberi kesempatan membandingkan hasilnya dan mengevaluasi kesimpulannya.
  2. Dalam merumuskan hipotesis, tidak mengkaji secara tuntas adanya kemungkinan hipotesis tandingan yang dapat menjaga interpretasi atau kesimpulan penelitian.
  3. Tidak menyadari kekurangan-kekurangan metodologi penelitian yang digunakan untuk membatasi penafsiran kesimpulan penelitian.

Kriteria Perumusan Masalah

  1. Masalah yang dirumuskan menyatakan adanya hubungan antara dua atau lebih variabel.
  2. Masalah hendaknya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, bukan pernyataan.
  3. Masalah harus mengandung implikasi untuk diuji.

Prinsip-Prinsip Perumusan Masalah

  1. Prinsip yang berkaitan dengan teori dasar. Perumusan masalah harus didasarkan atas upaya menemukan teori-teori dasar sebagai acuan utama.
  2. Prinsip yang berkaitan dengan maksud perumusan masalah. Perumusan bermaksud menunjang upaya penemuan dan penyusunan teori substantive, yaitu teori yang bersumber dari data.
  3. Prinsip berhubungan faktor Ada tiga aturan yang perlu dipertimbangkan oleh peneliti pada waktu merumuskan masalah: (a) Adanya dua faktor atau lebih, (b) Faktor-faktor dihubungkan dalam satu hubungan yang logis, (c) Hasil penghubungan tadi berupa suatu keadaan yang membingungkan yang memerlukan sebuah pemecahan atau jawaban.
  4. Fokus sebagai wahana untuk membatasi studi.
  5. Prinsip yang berhubungan dengan kriteria inklusi-inklusi.
  6. Prinsip yang berkaitan sengan bentuk dan cara perumusan masalah. Diantaranya: secara diskusi, secara proporsional, secara gabungan.
  7. Prinsip sehubungan dengan posisi perumusan masalah. Kedudukan untuk rumusan masalah diantara unsur-unsur penelitian yang lainnya.
  8. Prinsip yang berkaitan dengan hasil penelaahan kepustakaan.
  9. Prinsip yang berkaitan dengan penggunaan bahasa.

Cara Merumuskan Masalah

Cara merumuskan masalah pada penelitian kualitatif.
  1. Tentukan focus penelitian;
  2. Carilah berbagai kemungkinan faktor yang berkaitan dengan focus, dalam hal ini disebut subfokus;
  3. Diantara faktor-faktor yang terkait, adakan pengkajian yang sangat menarik untuk ditelaah, kemudian tetapkan yang akan dipilih.
  4. Kaitkan secara logis faktor-faktor subfokus yang dipilih dengan focus penelitian.