Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Perbedaan Karakteristik Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Pengembangan

Setiap jenis penelitian mempunyai sifat dan karakteristik yang berbeda. Pada tulisan ini akan dijelaskan perbedaan karakteristik penelitian kuantitatif, kualitatif dan pengembangan.

Karakteristik Penelitian Kuantitatif

Penelitian kuantitatif memusatkan perhatian pada gejala yang mempunyai karakteristik tertentu yang bervariasi dalam kehidupan manusia, yang dinamakan variabel. Pengukuran terhadap gejala yang diamati merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian kuantitatif. Berdasarkan metode yang digunakan, penelitian kuantitatif dapat digolongkan menjadi dua, yaitu penelitian kuantiatif komparatif dan penelitian kuantitatif asosiatif. Penelitian kuantitatif komparatif terdiri atas penelitian eksperimen dan penelitian expost-facto, sedangkan penelitian kuantitatif asosiatif terdiri atas penelitian asosiasi korelasional dan penelitian asosiasi kausal.


Hal-hal yang disajikan dalam laporan penelitian kuantitatif pada umumnya bersifat kompleks, mulai dari isi kajian terhadap berbagai teori yang bersifat substantif dan mendasar sampai kepada hal-hal yang bersifat operasional teknis. Laporan hasil penelitian yang ditulis dalam bentuk Tugas Akhir, Skripsi, Tesis, dan Disertasi terutama ditujukan untuk kepentingan masyarakat akademik. Laporan untuk masyarakat akademik cenderung bersifat teknis, berisi apa yang diteliti secara lengkap, mengapa hal itu diteliti, cara melakukan penelitian, hasil-hasil yang diperoleh, dan simpulan penelitian, isinya disajikan secara lugas dan objektif. Sistematika Tugas Akhir, Skripsi, Tesis, dan Disertasi sebagai laporan hasil penelitian kuantitatif dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu: bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir. Masing-masing bagian dapat dirinci sebagai berikut

Karakteristik Penelitian Kualitatif

Penelitian kualitatif berusaha mengungkapkan gejala secara menyeluruh dan sesuai dengan konteks (holistik-kontekstual) melalui pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen kunci. Penelitian semacam ini bersifat deskriptif kualitatif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna dari sudut pandang subjek dengan kejelasan perspektifnya lebih ditonjolkan dalam penelitian ini sehingga konsep, teori, dan model penelitian kualitatif dapat memosisikan penelitiannya. Ciri-ciri penelitian kualitatif disusun dalam bentuk narasi wacana yang bersifat kreatif dan mendalam serta menunjukkan ciri-ciri alamiah atau fenomenanya. Konstruksi narasi wacana sangat diharapkan dilaporkan dalam bentuk gambar, tabel, bagan, dan hasil analisis dari fakta lapangan, diperkuat oleh data pustaka atau dokumen otentik.
Karakteristik penelitian kualitatif dapat dijabarkan sebagai berikut.

  1. Penelitian biasanya spesifik, unik pada suatu daerah, situs tertentu sehingga focus untuk membatasi pengumpulan data.
  2. Penelitian mengarah pada penelitian kancah,
  3. Analisis berlangsung selama pengumpulan data, tidak hanya sekadar mengandalkan data pustaka.
  4. Rancangan penelitian kualitatif bersifat sementara, longgar, dan lentur sehingga sangat mungkin berubah dan bersifat kondisional/lokatif.
  5. Melakukan analisis di dalam dan lintas situs.
  6. Pengujian simpulan dengan melakukan triangulasi.
  7. Bersumber pada fenomena manusia, budaya, mengikuti kultur dan struktur yang terus berkembang dan melekat (inherent) di dalam masyarakat, bangsa, dan negara.
  8. Wacana dibangun berdasarkan fakta keras, fakta lunak, dari sumber data berupa artefact meantifact, sociofact, and religiofact.
  9. Memiliki sifat holistik tidak parsial, melainkan integratif dan interaktif.
  10. Menggunakan teori sebagai alat analisis dan kerangka penulisan.
  11. Penelitian kualitatif memperhatikan bentuk, fungsi, makna, ruang dan waktu.
  12. Kedalaman penelitian kualitatif sering memperhatikan ideologi, simbol, struktur, dan kultur (inherent) sebagai penanda kedalaman penelitian.


Karakteristik Penelitian Pengembangan

Penelitian pengembangan sering diartikan sebagai suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada. Produk dalam konteks ini tidak selalu berbentuk hardware (buku, modul, alat bantu pembelajaran di kelas dan laboratorium), tetapi bisa juga perangkat lunak (software) seperti program untuk pengolahan data, pembelajaran di kelas, perpustakaan atau laboratorium, ataupun model-model pendidikan, pembelajaran pelatihan, bimbingan, evaluasi, manajemen, dll.

Penelitian pengembangan dalam pendidikan merupakan suatu usaha atau kegiatan untuk mengembangkan suatu produk yang efektif untuk digunakan sekolah, dan bukan untuk menguji teori (Gay, 1990). Borg and Gall (1983:772) mendefinisikan penelitian pengembangan sebagai proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Langkah-langkah dari proses ini biasanya disebut sebagai siklus Research and Development (R & D), yang terdiri dari mempelajari temuan penelitian yang berkaitan dengan produk yang akan dikembangkan, mengembangkan produk berdasarkan temuan ini, bidang pengujian dalam pengaturan di mana ia akan digunakan akhirnya, dan
merevisinya untuk memperbaiki kekurangan yang ditemukan dalam tahap mengajukan pengujian. Dalam program yang lebih ketat dari penelitian pengembangan, siklus ini diulang sampai data uji menunjukkan bahwa produk tersebut memenuhi tujuan perilaku yang telah didefinisikan.